Minggu, 21 Juni 2015

Shopping

Sore ini adalah sore yang paling menyebalkan. Aku menyesal sejadi-jadinya. 1 Ramadhan aku lewatkan di jalan di luar dugaan. Sungguh, aku tak akan mengulangi hal ini di hari kemudian. Macet berkepanjangan membuat kesabaranku hilang. Ini sama sekali bukan keinginanku. Aku tak suka!

Sesuai rencana, aku pergi menjenguk anak temanku yang sakit di Rumah Sakit. Pulangnya aku berencana mampir ke Jalan Baru Kranji untuk membeli tas dan flashdisk. Di sana terkenal lebih murah dengan kualitas yang menurutku oke juga. Tapi, rencana kami berbelok ke tempat lain karena kami ragu2 berangkat. Akhirnya temanku mengajakku ke mall Giant Bekasi. Karena nggak enak, akhirnya aku ikut aja meski nggak tahu tujuan jelasnya apa.

Sampai di mall aku udah nggak enak hati. Karena pasti tujuan utamaku keluar rumah g bakal terpenuhi. Buat beli tas karena tasku udah buluk, n beliflashdisk karna fd ku hilang. Karena temanku lapar, kami masuk ke Solaria, temanku pesen nasi goren n teh manis, krn aku g laper aku pesen kentang goreng n ice cream cookies blanded. Pas makanan jadi, n aku minum pesenanku, masya Allah rasanya eskrim dicampur2 oreo. Aku kirain eskrim float gitu. Sudahlah cukup, aku masih kepikiran tas n fdisk. Kalo di mall fd pasti di atas50rb. Klo di sana paling 35rb. Sudahlah itung2 jalan nganter temen.

Keluar makan, abis foto2 gitu(ternyata aku pergi sama anak abege abis) pada pijet refleksi. Akhirnya aku ikut juga. Hadeeeh pada puyeng pala. Udah tuh kan, udah setengah 6, itu aku udah g betah. Temenku masih muter2 pegang baju, pegang cincin, n pegang2 yg lain. Aku masih setia nungguin mereka, tapi mereka tanya2 duank g beli. Aku kirain mau buru2 pulang eeeh masih pegang ini itu,  hadeeeeh puyeng kepalaku.

Kenapa ya cewe seneng banget shopping? Beli ini itu padahal g butuh. Kenapa aku g y? Apa karena g punya duit y? Aku pusing muter2 mall kelamaan. Ke mall aja males banget kecuali kalo butuh banget. Ato biasanya sesuai tujuan, klo kluar mo beli A ya beli A, jarang merembet sampe Z. Paling sampe C. Itu juga beli sesuatu buat dibawa pulang. Yah entah lah. Apa semua cewe kayak gitu ya? Apa aku yang aneh? Kalau jalan2 begitu aku g pernah ngerasa puas. Dalem hati cuma bilang"udah? Gini doang? Seneng sih, tapi biasa aja." Apa aku kurang bsrsyukur? Bukan, aku merasa bukan dengan cara itu aku tenang n nyaman. Aku cuma dapetin kesenangan sesaat dan itu pun g sampe ke hati. Kayak ada yang kurang. Pendamping kah? Entah. Yg jelas aku g pernah ngerasa bener2 puas dan nyaman ketika jalan2 meski tampilan bisa tertawa lepas.

Udah mau cerita itu aja. Aku cewe yang g cewe kayaknya. Tapi bukan cewe jadi jadian juga. Yaaaa, me is me, eh tapi kalo jadi istri n ibu teladan n jempolan mah aku bangeeet :p v wanna be lah kalo itu mah. Insya Allah, aamiin. Idiiiih promosi :p :p modus modus modus :p

Minggu, 14 Juni 2015

Panggung Kemenangan

"Ananda Fairuz Hasna Rafifah putri dari Bapak A, berprestasi di bidang akademik."
"Ananda Alif Baidhawi putra dari Bapak B, berprestasi di bidang olah raga."
"Ananda Balqis Sabrina puteri dari Bapak C,  berprestasi hafalan al quran terbanyak."

Bapak ... Bapak tau? Saat nama2 mereka disebut, V g bisa membendung air mata. V bisa membayangkan, betapa bahagia orang tuanya ketika anak2 mereka dipanggil satu per satu menuju panggung. Betapa bahagianya menyaksikan putera puteri mereka menjadi penyejuk mata dan hati dengan prestasi2.

V teringat, waktu dulu v naik panggung. Menjadi terbaik ke dua dalam bidang nahwu shorof tingkat tsanawiyah di sekolah. Tepat 2 bulan setelah adek Puteri meninggal, adek satu2nya yang bertahun2 v nantikan kehadirannya. Saat itu, V tau, bapak n mama berlinang air mata. V tau, saat itu V menjadi salah 1 dambaan orang tua di antara 5 terbaik lainnya. Saat itu bapak bilang, "Tadi, kalau dibilang bapak ini tukang soto, bapak bakal maju, Nduk." Saat itu, v anggap angin lalu gurauanmu. Tapi, sekarang v tau, betapa bapak mau menunjukkan, bahwa seberat apa perjuanganmu, bapak mau menunjukkan, bahwa bukan harta atau kedudukan yang menjadikan harga diri tinggi. Bapak menunjukkan, bahwa inilah v, anak tukang pecel lele yang juga bisa berprestasi. Ah, v tau, bahwa engkau bangga sekali. Iya kan, pak?

Prestasi itu v ulang lagi ketika Aliyah. V masih bertahan menjadi terbaik ke dua di antara 5 lainnya.      Dan, bapak bertambah yakin, kan, kalau v bisa meninggikan derajat orang tua?

"Pita mau ke Mesir, Pak. Kata Pak Mansyur, modalnya harus hafal minimal 2 juz."

"Iya, Nduk. Sing penting sinau sing tenanan. Bapak dukung. Tapi, nek adoh2 bapak emak karo sopo? nggak kangen ngko."

"Iyo, Nduk. Ojo adoh2. Nek kene yo akeh."

"Aaah emak, Pita pengen."

  "Yaudah, gampang. Sekarang belajar dulu aja. Tar kalo lolos ya udah berangkat aja."

V seneng banget waktu itu. Semangat V menggebu gebu.
Walaupun akhirnya, takdir V memang harus kuliah di tempat yang sama. Dengan kemantapan yang bulat v ambil kuliah di Yapink juga. Dengan harapan v bisa lanjut S2 setelah lulus 3 tahun.

Dan, terakhir, 2010, nama bapak disebut lagi. Sebagai bapak dari ananda Dewi Mafita Sari sebagai lulusan terbaik puteri satu2nya dengan predikat jayyid jiddan biz ziyadah. Di situ pakle bule juga hadir. V rasain mereka juga mbrebes mili dan bangga meski g diucap. V liat raut wajah senang dan terharu emak saat setiap adik kelas, kakak, teman2, dan orang2 menyalami v satu2. Sekali lagi, V paham, bahwa V satu2nya harapan bapak mama'.

Lulus kuliah, v masih menggebu buat belajar. V masih kursus ini itu. Bahkan, V minta dipondokkin lagi buat ngapal quran. Tapi,  waktu itu mama bapak keberatan kalo v harus mukim lagi. Katanya, sekarang waktunya v bareng emak bapak. Masa mau ditinggal terus. V cari lembaga tahfidz yang nggak pake mukim, ternyata ada tapi g maksimal. Wal hasil V keinginan V terpendam. Cita2 v mulai berubah. V sibuk ini itu.

3 tahun kemudian, 2013, keinginan melanjutkan S2 sudah hangus. Ya, ternyata saat wisuda itu, adalah saat terakhir v berprestasi dalam bidang akademik. V udah g niat buat belajar nyari prestasi lagi. V sibuk dengan cita2 yang lain, menjadi penulis, mom preneur, de el el. Urusan cinta adalah salah satu pengganggu semua rencana V. Yap, v masih terlalu polos dalam hal ini. V sibuk memperhatikan perasaan sendiri. V lupa lagi untuk menjadikan orang tua satu2nya alasan untuk terus bergerak maju.

Sekarang, 2015, bapak udah nggak ada. Tapi, apa berarti v nggak bisa naik panggung prestasi lagi? Apa v berhenti sampai di sini? Sibuk menuang ke teko, tapi tak diimbangi dengan mengisi tekonya. V tau, v harus tetap berprestasi. V harus tetap menuntut ilmu. V g pengen naik panggung lagi. Itu sama sekali bukan visi v. Masa2 itu udah lewat. V cuma pingin tetap menjadi qurrota a'yun, kebanggaan emak bapak. V akan tetap menekuni hobi V, Pak ... Ma'. V akan menjaga emak. V bakal nurut sama emak. V bakal lebih melayani emak. V usahain untuk bisa hafal quran. Istrinya ustadz A aja udah hafal 3 juz semenjak menikah. V yakin, v juga bisa. V bakal berusaha untuk jadi penyeimbang di kehidupan emak. Bapak ... Pita cuma punya doa ...
Allah ... jaga bapak v, ya ... Anta A'lam 'an abil mahbub ...

Kalau bisa, v juga mau kuliah lagi, usaha go publik n branded, v mau jadi perawat n guru, Pak ... Bukan buat kerja, tapi v pingin ada perawat di rumah. Soalnya v benci banget, ketika emak sakit v g tau obat apa. V g tau harus bertindak apa. V juga mau jadi guru buat anak2 v. V liat progress home schooling keren banget. Mudah2an keturutan. Semoga keturunan V bisa menyontoh tokoh2 inspiring. N ini harus dimulai dari v sejak dini. Sejak sekarang setidaknya, kalau g mau dibilang terlambat.

Bukan panggung akademik lagi, Pak ,,, Ma ...
Tapi panggung surga.....
Aamin Ya Allah .,, Ya Mujiib ...

Haadizihi bintukum, Abuya Umma ...
Bismillah

Syaban 1436 H
14 Juni 2015 M
Perpisahan kelas 6 SDIT Al Fatah