Rabu, 30 September 2015

Bawa Aku Terbang

Bawa Aku terbang. Menuju tempat baru dengan kehidupan baru. Kehidupan yang hanya ada aku dan kamu. Kosong. Nol. Kita susun kayu bersama-sama. Kita letakkan pondasi yang akarnya kita buat bersama.

Aku, hanya ingin ada kamu.
Kamu yang mengerti keadaanku. Kamu, yang selalu menyediakan pundak dan bahumu. Kamu, tempatku merebahkan penat dan bahagiaku. Kamu, yang dengan cinta mencium keningku. Aku yang dengan takzim mencium tanganmu. Kamu, bahagiaku.

Lengkapkan sayapku. Terbang.
Mari menuju satu pintu.

30092015

Hanya Hamba

Saya merindukan saat-saat seperti ini. Saat di mana saya bisa bebas menumpahkan apa yang bergolak di hati melalui air mata. Saya merindukan saat-saat saya merasa perih, nyeri, dan segala efek sebab hati saya yang benar-benar jatuh terluka. Saya merindukan saat-saat ini, di mana saya menyerahkan nyawa saya, terserah mau Allah apakan saja. Saya merindukan saat-saat di mana hanya ada saya dan Allah saja...

Tapi, seperti biasa, saya hanya bisa menggenggam jemari, menahan kuat-kuat agar air mata tidak tumpah. Mencekat kerongkongan menahan segala rasa. Saya tidak menemukan tempat tersunyi untuk terisak. Bahkan memperlihatkan ekor mata pun saya tak berani.

Mungkin hanya jalan tempat saya mengeja mendung. Banjir .... bahkan banjir ....

Saya merindukan saat2 sendiri, Rabb ...
Bebas terisak tanpa ada yang tahu ...
Tanpa ada jejak

Hamba hanya butuh Engkau, Rabb ...
Bantu hamba menyembunyikan semuanya ...
Karena rasa ini milik hamba ...
biarkan hamba saja yang merasakannya ...

30092015

When i'm nothing, silent, n no comment