Jumat, 03 September 2010

Menembus Media dan Penerbit

Judul : Buku Sakti Menulis Fiksi
Penerbit : PT. Kimus Bina Tadzkia
Tebal : 154 Halaman

 Tulisan pertama dimuat di media. Seketika itu pula dunia cerah dan senyum merekah tanpa lelah. Perjuangan tak henti akhirnya mengantarkan tulisan kita pada jutaan pembaca. Menembus media memang tak semudah yang dibayangkan terutama bagi penulis pemula. Perlu mengasah pena, disiplin yang kuat, percaya diri, dan mengenal betul kriteria penulisan pada media yang hendak dituju. Begitupun mnembus penerbit.

Banyak faktor penyebab sebuah buku yang dengan gampang diterbitkan oleh sebuah penerbit, dan ada pula yang ditolak tanpa alasan yang jelas. Ada pula yang menunggu terbit dalam waktu yang sangat lama bahkan sampai bertahun-tahun. Ada pula dalam hitungan bulan bukunya sudah diterbitkan.

Setiap penerbit mempunyai karakteristik yang berbeda. Semuanya dipengaruhi visi dan misi yang tidak sama. Nah, biar nggak pusing tujuh keliling buat ngirim karya kita, yuk kita intip bocoran tips menembuus dunia penerbit yang ditulis di buku Sakti Menulis Fiksi:

 a. Sesuai Visi dan misi karya yang dapat memberikan konstribusi yang berarti pada pembacanya dan sesuai dengan karakeristik penerbitnya maka penerbit akan menerbitkan karya tersebut dalam bentuk sebuah buku. Karya yang tidak ada isinya, jangan harap akan diterbitkan oleh penerbit.

 b. Sesuai situasi dan kondisi Diharapkan para penulis cerdik membaca kecenderungan jenis buku yang tengah banyak diincar pasar. Menggali dan mengembangkan kreatifitas dalam karyanya dengan membaca situasi dan kondisi yang ada. Bila kita mengirimkan pada waktu yang tepat, dijamin buku kita yang lolos dan diterbitkan oleh penerbit akan diserbu. Jangan abaikan situasi dan kondisi. Kesempatan tak datang dua kali.

 c. Aturan penerbitan Setiap penerbit mempunyai aturan masing—masing. Biasanya berdasarkan jenis naskah serta target terbit dalam satu periode. Ada penerbit yang menerbitkan buku tiap bulannya sebanyak 12 jenis buku, ada juga yang lebih fantastis, 20 jenis buku diterbitkan setiap bulannya.

 d. Prosedur pengiriman Biar naskah kita nggak lari kemana—mana ada baiknya kita kenali penanggung jawab divisi pnerbitan yang bersangkutan. Kalau perlu catat alamat contac personnya Hal ini selain memuudahkan kita memantau perkembangan nasib naskah kita, kita juga bisa belajar dari PJ penerbitan. Secara gamblang PJ penerbitan ini pasti memberi tahu kita apa dan kenapa karya kita layak terbit atau sebaliknya.

 Buku Sakti Menulis fiksi ini cocok banget buat kita-kita yang hobi nulis dan ingin karyanya diterbitkan. Selain memperkenalkan seluk beluk dunia penerbit. Buku ini juga mengupas tuntas tentang dunia kepenulisan. Memaparkan jenis tulisan dan elemen-elemennya, tata cara menulis nskah skenario. Jenis-jenis royalty Bahkan kita juga disuguhkan daftar honor media.

 Dibuku ini juga kita bisa belajar banyak dari para penulis dalam dan luar negeri yang karyanya mendunia. Bahasa yang digunakan juga ringan. Pokoknya masih banyak lagi yang dapat digali dibuku ini. Memang buku yng ditulis oleh beberapa orang ini belum lengkap menghadirkan seluruh daftar alamat media dan penerbit yang ada, tapi cukup untuk mewakilkan secara keseluruhan. Selamat membaca!

 Jannaty, 23: 59 WIB
22 Agustus 2010 M
12 Ramadhan 1431 H

Jumat, 02 Juli 2010

Gara- Gara Ngantuk

Pukul tujuh kurang lima menit bel masuk sekolah berbunyi. " teeet teeet teeeet". Aku masih asik ngantri mandi di kamar mandi. Aku tinggal di asrama tepatnya di Tambun Bekasi. Sebagaimana lazimnya kehidupan di pondok memang serba ngantri mulai dari makan, mandi nyuci dll. Pokoknya serba bareng-bareng.

Sekolahku terletak didalam kawasan pondok. Terpisah antara putra dan putri. Pagi ini seperti biasa ketua OSIS beserta pengurus lainnya sudah berdiri di lapangan. Siap menghukum siapa saja yang terlambat. Setelah mandi aku mengendap-endap menuju kamar. Tar aja deh masuknya, gurunya belum masuk. Tapi nggak lama pengurus masuk ke kamarku. Menyergapku yang sedang asik makan nasi uduk. Mau nggak mau aku dihukum. Berdiri di lapangan menghafal beberapa bait Alfiyyah Ibnu Malik, kitab nadzham Nahwu.

 Palajaran berlangsung dengan tenang. Aktifitas di pondok yang lumayan padat membuat penghuni kelas ngantuk. Kurang tidur. Pas banget guru keluar aku dan temen-teman langsung cari posisi wuenak buat mimpi. ZZzzz. Ada yang selonjoran di bangku, ada yang berbantal lengan. Sedangkan aku dari pada di kelas badan pada sakit and tempatnya sempit, aku bergegas keluar kelas turun tangga berjalan menuju kamarku. Oh dream im coming...!!!. ZZzzz pules.

 Aku terbangun. Setengah sadar aku manuju kelas. Sempoyongan. Sampai di kelas pelajaran sudah berlangsung. Aku beralasan dari kamar mandi (???). Pak Darma yang baik itu mempersilakan aku masuk. Hm pelajaran qiroah. Ngartiian kitab yang berbahasa Arab. Suasana yang tenag ditambah angin sepoi dari jendela membuat mataku semakin ngantuk. Sambil ngartiin kitab kepalaku manggut-manggut mata sayup-sayup. Sementara jari masih terus bergerak mengikuti pena yang entah menulis apa. Aku tersentak. Pak Darma memanggil namaku. Antara sadar dan tidak aku maju ke depan kelas membaca kitab yang ternyata cuma berisi garis-garis tak beraturan. Temen- temen cekikikan. Kenapa sih? emangsalah ya? Emang Pak Darma nyuruh apa sih?. Selesai membaca aku langsung duduk. Masih dalam keadaan bingung aku tanya temenku apa yang terjadi. Mereka cuma nyengir dan bilang, " matanya merah tuh, cuci muka gih!" :(

 Bel istirahat berbunyi. Cuci muka sekalian Dhuha. Huff gara-gara tidur kemaleman banyak risikonya. Tadi pagi waktu shalat Shubuh yang lain qunut aku nyusruk hampir jatuh. Tadi di kelas kitabnya bolong nggak diartiin ketinggalan pelajaran deh ditambah malu euy sama Pak Darma. Jangan keulang deh.

 Masuk kelas lumayan seger ( udah tidur berapa jam buu?? hehe). Sambil nunggu guru dateng, dihalaman buku tulis paling akhir, aku menggambar seekor monyet sedang menggaruk kepala dan tersenyum di balik sebuah bingkai. Dibawahnya kutulis " ngaca ni yee..." hehe gut lumayan mungkin bisa jadi obat ngantuk.

 Waktu asik-asiknya belajar. Teman yang duduk di bangku sebelahku manggut-manggut dengan mata tertutup kemudian tersentak. Terus berulang. Berjuang menahan kantuknya. Haha pemandangan yang bener-bener jadi obta ngantuk. Ups, kayak aku nggak aja. Hmm kasian. Nggak lama kepalanya sudah pulas diatas punggung tangannya di meja. Setelah guru keluar, kebetulan temanku membawa garam. Ide iseng muncul. Aku dan teman-teman memasukkan garam ke mulut temanku yang lagi asik mimpi. Ada yang kecap- kecap, ada yang merem meleada juga yang langsung melek and merengut.

Hadoooh temen-temen maaf yaa..meskipun sadar " Khoirush shuhbah idza nadhzarta ilaihaa dzakartaLLaha. Sebaik-baik teman yaitu yang kalo kamu malihatnya maka kamu ingat Allah" aku masih aja isengin kalian. Karena kalian hidupku berwarna. Kita akan selamanya sahabat. Apapun keadaannya. Thanks udah mau jadi teman - teman. terbaikku.

Mujahadah

Tuhan… Ketika hati ini membuncah dihantam kerinduan
Yakinkan aku Bahwa Engkau lebih layak untuk kurindu..

Ketika raga ini mendamba sebuah pertemuan
Yakinkan aku perjumpaan denganmu lebih layak untuk kunanti…

Ketika jiwa ini mencoba melakukan penghianatan
Yakinkan aku bahwa seseorang yang Allah pilihkan
Menungguku dengan setia disana.. 

Jumat, 18 Juni 2010

tips membuat resensi

8

Berikut adalah cara membuat resensi buku yang penulis ringkas dari ”How To Write A Book Report”, karya Myrna Friend, Erindale Campus Library, University of Toronto. Cara ini sudah diterima secara internasional. 1) Memberi informasi bibliografi buku, seperti : nama penulis/pengarang, judul lengkap, editor (jika ada), tempat ( kota ) penerbit, penerbit, bulan atau tahun terbit dan jumlah halaman (ditambah romawi). 2) Bandingkan materi tulisan dengan keadaan sekarang, apakah sesuai untuk zaman sekarang?Deskripsikan penulis/pengarang: latar belakangnya, pekerjaan, reputasi, dll. 3) Apakah hal-hal atau keadaan yang penting ada hubungannya dengan buku tersebut? Apa sumber materi penulis? 4) Jenis buku (sejarah, biografi, kritik tulisan orang lain/literacy critism, sastra, dll) apa yang kita resensi? 5) Jelaskan tujuan penulis dalam menulis buku yang kita resensi dan terangkan batasan tulisannya dengan tema. Apakah buku tersebut mengusung tema populer? Apa hasil survei? Untuk siapa buku tersebut ditulis, apa ditulis untuk kaum pelajar, masyarakat awam, dll? 6) Apa tema buku tersebut? Cari tema di bagian pendahuluan dan kesimpulan. Selama membaca, coba elaborasi/kaitkan dengan tema buku, apa masih berhubungan? 7) Apa asumsi penulis yang tersirat atau tersurat (jika ada) berhubungan dengan materi yang dia tulis? 8. Jelaskan struktur dari buku (daftar isi): bagian-bagian buku (seperti pendahuluan, isi, kesimpulan), apakah pembagian buku tersebut valid? Apakah appendiks, bibliografi, catatan-catatan, indeks buku tersebut berhubugan dengan isi buku? 9) Cari point utama atau konsep kunci! 10) Apa jenis data yang penulis gunakan dalam mendukung argumennya? Bagaimana dia gunakan data tersebut dalam berargumen? Apakah argumennya sesuai data? 11) Beri bagian penting dari buku dengan kutipan! 12) Apakah penulis sukses dalam mengkomunikasikan wacana atau teorinya? Apakah dia sukses dengan tujuannya? Apakah malah bias? 13) Jelaskan tujuan lain tulisan dari buku yang kita resensi. Apakah tulisannya dalam bahasa yang bakudan efektif? 14) Apakah buku tersebut berkembang dari isu atau tema penelitian? 15) Baca secara mendalam dan kritis. Alasan utama kemampuan membaca buku, yaitu: agar dapat mengikuti alur pikiran penulis, melihat hubungan di antara idenya, menghubungkan idenya dengan pengalaman kita, dan meng-evaluasinya dengan cerdas dan kritis. Membaca kritis, karena dimungkinkan ada bagian dari buku tersebut yang kontorversial dan mencari kekuatan serta kelemahannya. Bandingkan dengan teori lain yang diungkapkan oleh penulis lain dari buku lain. Pembaca yang hati-hati dapat memperhatikan hal-hal yang diperbuat penulis, seperti tema yang meloncat-loncat, bias tema, dll. Perhatikan kata atau kalimat yang tidak kita mengerti. Baca buku sampai selesai dan ikuti argumennya (dengan membacanya) sampai selesai, jangan meng-justifikasi sebelum kita selesai membaca. 16) Resensi di koran dengan jurnal ilmiah tentu berbeda. Resensi di koran biasanya berupa bedah buku dengan isi ringkasan buku, tujuan tulisan, latar belakang penulis, kesimpulan, kelemahan dan keunggulan tulisan serta kata/kalimat yang digunakan sering tidak baku atau populer dan diperuntukkan untuk masyarakat umum (contoh bisa dilihat di bagian utama website ini, resensi buku: ”Hidup sehat dengan tahajud” yang penulis kirim dan dimuat di KR). Resensi di jurnal ilmiah ditambah teori lain yang diungkapkan penulis lain dan bahasa yang digunakan bahasa baku serta untuk kalangan terbatas (biasanya terpelajar).

Itulah manfaat dan cara membuat resensi. Semoga dapat memberikan manfaat. Boleh memberikan tambahan, saran atau bertanya. Terima kasih. Sumber : Forum Remaja Masjid Yogyakarta

_~ penerbitanbuku.wordpress.com~

4ward

Aku mengenalmu lewat jiwa
 Bukan lewat mata..
Aku menjadikanmu saudara lewat hati,
Bukan sekedar basa basi..
 Ku tak tahu seperti apa aku dalam pandanganmu..
Selayak apa aku dalam ukhuwahmu..
Tapi yang aku tahu,
Meski dengan keterbatasanku,
Berbalut kekuranganku..
Aku menulis namamu dihatiku,
Sejak awal dan tak akan pernah terganti,
Apalagi terhapus.. Sebagai, 'SAUDARA' dihatiku..
Kemarin, hari ini ataupun nanti.. -insya Allah-