Jumat, 03 Februari 2012

Everything For Emak



“Kemaren waktu hari ibu, gue beliin sandal buat emak , Mbak”

“Iya? Feni ngasih apa?” kusebut nama kakaknya yang adik sepupuku juga.

“kita patungan bertiga, harganya sembilan puluh ribu” aku hanya ber oh ria. Pasti mereka bertiga mengucapkan selamat hari ibu dan menghadiahi sebingkis sandal cinta itu. Lalu denganku? Aku hanya mengucapkan selamat hari ibu dan terimakasihku lewat hati. Tanpa terucap. Lidahku kelu untuk mengatakan itu. Malu dan apalah namanya. Namun kau dengar bu? Menggaung tak terbendung. Disini, hatiku.

“Tante masa nggak ngasih ciuman buat emak? Dinda aja udah nyium pipi kanan kiri Emak” keponakan perempuanku memamerkan kemesraan dengan neneknya yang ia panggil “Emak”, ibuku.

 Aku hanya diam. Bingung menjawab apa. Aku memang tidak mengucapkan apapun.  tapi Mak walaupun rsa sayang cinta dan semuanya tak mampu terlisan namun aku janji aku akan menjadi yang lebih baik untukmu. Menjadi anak sholeh kebanggaanmu. Yang akan selalu menguatkanmu. Mendoakan dalam tiap hembus dan langkahku. Allahummaghfir waalidayya.

Mak... aku emamng sengaja menyisihkan uang ini untukmu. Memang tidak seberapa. Aku memang sudah lama sekali ingin membelikanmu emas. Meski segram. Aku ingin emeberikan sedikit saja  kenangan. Dan hari ini setelah kuserahkan uang itu, esok kita akan membeli tanda cinta itu. Meski tak sebanding dengan rasa sayangku kuharap dapat mewakilinya. Entah dikatakan hadiah hari ibu atau apalah. Yang jelas cinta ini tak bermasa, tak terkata.

Hari ini bersama rintik hujan aku, Emak, Dinda diatas meong cantikku sembilan tigapuluh pagi 25 Desember 2011 melingkar di jemarimu. Meski hanya satu gram J namun doaku tiap satu langkah... doakan bertahap mak...  InsyaAllah yang lebih penting adalah bekal akhirat. Love you. Si manja yang beranjak dewasa (deuuuuuh gaya beth gue ah)

Jannaty 18:17 WIB
25 Desember 2011 M
Muharram 1433 H