Selasa, 03 Januari 2012

Kisah Umrah Kilatku





Aku benar-benar menangis. Aku menangis menyaksikan ka’bah berdiri megah dihadapanku. Aku menangis tidak mempercayai aku diizinkan berpijak pada tempat suci ini. Aku menangis menyadari bahwa aku benar-benar menatapnya, ka’bah baytullah.

Ya Allah sebesar itukah anugerah-Mu diatas semua kedurhakaanku? Terimakasih telah mengizinkanku berada di sini. Tempat yang belum tentu semua orang muslim dapat hadir di sini. Menunaikan rukun islam kelima.

Walaupun aku menyadari perjalananku kali ini hanya umrah, tapi aku merasakan kebahagiaan yang sangat. Ketenangan yang menyelimutiku. Rasa cinta-Mu yang menguatkan kecintaanku. I love YOU. Aku mencintai-Mu. Dengan sebenar-benar cinta. Semoga Rabb...

Aku masih memakai tudung putih. Menyadari tempat ini adalah tempat suci, aku berdoa sebanyak-banyaknya. Namun, aku masih terpesona dengan keindahan dan ketenangan di tempat ini. Teman-temanku semua berlalu lalang melakukan persiapan umrah. Aku masih belum mengerti aku harus apa. Aku hanya memerhatikan aktifitas para muslim yang juga hendak menunaikan umrah. Ternyata kegiatannya sama seperti kegiatan sehari-hari. Masih sibuk berlalu lalang belum melaksanakan thowaf dan sa’i.

ukurannya kurang lebih seperti ini. Hanya tingginya tak jauh diatas kepalaku.
Aku sedikit heran di hadapanku berdiri ka’bah berbalut kain hitam. Persis seperti yang selama ini aku lihat di foto atau gambar-gambar. Tapi ukurannya tidak sebesar yang di foto. Dihadapanku ini hanya setinggi sekitar satu setengah meter. Tidak jauh dari situ berdiri pula bangunan kotak serupa, ka’bah berukuran mini berbalut kain hitam. Mungkin ini hanya untuk percobaan sebelum kita benar-benar akan thowaf esok hari.

Aku menatap bangunan kokoh kotak itu dengan tetap terisak. Aku benar-benar bersyukur atas anugerah ini. Namun mengapa sekelebat bayangan aku berada seperti di rumah?. aku takut. Aku takut kalau ini hanya mimpi. Aku masih menangis. Dan seketika aku kecewa bahwa aku ternyata bermimpi. Namun, selang beberapa menit aku berada di tempat suci itu dan masih menatap ka’bah di hadapanku. Aku bahagia. Ternyata ini bukan mimpi. Aku benar-benar berada di rumah Allah.
My dream may will'be come true
Entah untuk berapa saat. Entah setelah itu aku tak tersadar. Hanya saja ketika kubuka mata, aku menatap ruangan tak asing di mataku. Lemari, lampu dan pintu. Aku tengah berbaring di kasur empukku. Ya Allah aku bermimpi. Ternyata aku hanya bermimpi. 
Tangisan itu masih menyisakan isak. Aku ingin benar-benar kesana ya Allah. Betapa bahagianya hatiku saat ini walaupun hanya bermimpi. Aku ingin ziyarah ke rumahMu, ka’bah baytullah. Terimakasih ya Allah engkau berikan bahagia tak terkira walau mimpi. Izinkan kaki ini, hati ini benar-benar nyata berpijak di tanah suci itu. Aamiin.

Allahumma khudznaa ilaa ziyaarati baytiK. Min qabli tuaakhidznaa ilaa jannatiK.
Aamiin. Allahumma Aamiin.






Jannaty 22:14 WIB
03 januari 2012 M
9 Shafar 1433H

4 komentar:

Haden Mulyono mengatakan...

Dahsyat, BarakAlloh

Alloh tergantung prasangka hambanya

Dewi Mafita Sari mengatakan...

Aamiin...wa iyyak...

Fatkhul Sani Rohana mengatakan...

subhanallah... do'akan ana juga mendapat undangan Allah ke sana ukhty

Dewi Mafita Sari mengatakan...

aamiin...
insyaAllah bersama niat yang kuat, usaha dan doa.. ^^