Jumat, 15 Juli 2016

Terima Kasih Telah Memilihku

Ingin sekali aku menangis ketika mendapati bahumu. Ketika engkau memelukku untuk yang pertama kali. Ketika lelahku menemukan muaranya. Dan saat itu juga ingin kuucapkan, "Terima kasih telah memilihku."

Engkau mengeratkan pelukanmu. Perlahan menghapus air mataku. "Aku tidak ingin membuatmu menangis, karena aku menikahimu untuk membuatmu bahagia. Bukan membuatmu menangis. Tolong jangan menangis, istriku."

Hatiku merasakan desir embun ketika ia mengucapkan kata itu pertama kali. Kata yang selama ini aku nanti-nantikan dari orang yang kucinta dan mencintaiku.

"Aku menangis karena bahagia. Karena telah menemukan engkau yang selama ini kucari. Setelah jatuh bangun berkali-kali. Terima kasih... Terima kasih telah hadir di saat aku benar-benar hampir putus asa..."

"Terima kasih juga telah menerimaku. Aku juga mengharapkanmu setelah perkenalan itu. Setelah beberapa kali kau menolakku dan mengatakan aku ketus. Padahal, begitu lah aku. Aku tidak bisa banyak bicara. Aku tidak pandai berkata-kata. Aku hanya bisa menunjukkannya lewat perbuatanku..."

"Aku paham. Kalau begitu, berjanjilah untuk membuatku bahagia."

"Aku tidak bisa berjanji membuatmu selalu bahagia. Tapi, aku akan berusaha melakukan kewajibanku sebagai suami sebaik mungkin. Aku akan menjagamu, aku bersedia menjadi kaki untukmu, menjadi telinga, bahkan aku akan berusaha membuatmu tertawa meski aku tau aku tidak lucu... Aku akan melakukan semampu yang aku bisa..."

"Kamu tidak minta apa-apa dariku?" Kali ini, aku beranikan mendekatkan wajahku ke wajahnya. Kulihat ia terpaku beku. Dahinya berkeringat.

"Jadilah ibu dari anak-anakku."

Aku tersenyum, "Tentu"

Ketika seseorang yang kau harapkan pergi dari hidupmu. Maka percayalah, Allah mengirimkan pengganti yang lebih baik bagi dirimu.

Tidak ada komentar: