Rabu, 28 Desember 2011

Selamat Tinggal Mimpi



Aku dalam masa penyembuhan.

Kamu tahu rasanya ditinggal oleh orang yang kita sayang?
Kamu tahu rasanya dicampakkan oleh orang yang pernah menyayangi kita?
Kamu tahu rasanya diacuhkan oleh orang yang pernah peduli dengan kita?
Kamu tahu rasanya membunuh perasaan yang masih hidup dan tumbuh?
Kamu tahu rasanya mengubur hidup-hidup gambaran wajah, sikap yang senantiasa terekam?
Kamu tahu sakitnya terhempas dari ketinggian?
Kamu tahu rasanya ketika menyadari semuanya hanya mimpi?
Kamu tahu apa yang kulakukan untuk menyembunyikan tangisku dari ibu?
Kamu tahu apa yang aku lakukan untuk mengusir sedihku?

Kamu hanya menambah daftar kehilanganku.
Kamu hanya membuatku merasa lebih sendiri.

Kamu tahu?
Kamu tahu?

Kamu. Tidak akan pernah mengerti seberapa pedihnya.

Lantas haruskah aku tertidur lagi setelah terbangun dari mimpi?
Haruskah aku bermimpi lagi?
Alamku bukan alam mimpi.
Aku  harus bangun dan tidak boleh terbuai.
Aku tidak akan mendampingi pangeran mimpi.
Karena duniaku adalah apa yang aku tatap sekarang.
Nyata.

Dan kamu tahu?
Mimpi itu menyisakan luka.
Luka yang dengan susah payah kuobati.
Haruskah kusiram luka ini dengan cuka mimpi, lagi?

Lukaku belum benar-benar kering.
Perasaanku tidak untuk dipermainkan.
Kamu telah pergi dan aku  sedang belajar untuk menerima itu.

Terimakasih telah hadir dalam mimpiku.
Aku sudah tersadar dari tidur panjangku.

Selamat tinggal mimpi.
Bayty 17:46 WIB
25 Desember 2011 M
1Shafar 1433 H


2 komentar:

Unknown mengatakan...

eheemmm.. siapakah itu? siapa pangeran mimpinya, v? hehe.. :p

Dewi Mafita Sari mengatakan...

hehe,,,
cuma ketemu di mimpi k,,,
yg wktu itu v ceritain, tp bukan yg di surat...

kmren ktemu mw ngbrol g enak... sungkan...