Minggu, 10 Maret 2013

Ummati... Ummati...

Ketika masyarakat Thaif menola.dan menghinakan Nabi Muhammad, malaikat penjaga bukit menawarkan untuk menghimpit mereka dengan bukit. Muhammad menolak,
"Kalau tidak mereka, Aku berharap keturunan di sulbi mereka kelak akan menerima dakwah ini, mengabdi kepada Allah saja dan tidak menyekutukannya dengan apapun."

Mungkin dua kata kunci ini menjadi gambaran kebesaran jiwanya.

Pertama, Allah, sumber kekuatan yang Maha Dahsyat, kepada-Nya ia begitu refleks menumpahkan semua keluhannya. Ini membuatnya amat tabah menerima segala resiko perjuangan; kerabat yang menjauh, sahabat yang membenci, dan khalayak yang mengusirnya dari negeri tercinta.

Kedua, ummati, hamparan akal, nafsu dan perilaku yang menantang untuk dibongkar, dipasang, diperbaiki, ditingkatkan dan diukirnya.

Ya ummati... tak cukupkah semua keutamaan ini menggetarkan hatimu dengan cinta, menggerakkan tubuhmu dengan sunnah dan uswah serta mulutmu dengan sholawat?

Allah tidak mencukupkan pernyataan-Nya bahwa Ia dan para malaikat bersholawat atasnya (QS 33: 56), justru Ia nyatakan dengan begitu "vulgar" perintah tersebut,
"Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah atasnya dan bersalamlah dengan sebenar-benar salam."

Allahumma sholli wa sallim wa baarik 'alaih wa 'ala aalihi.

KH.RA fy WSM
sofhah tis'ah 'asyaroh

Tidak ada komentar: