Kamis, 22 Maret 2012

Karena Kamu Aku Menikah


#Eeaaaaa judulnya ababil banget kan. Nikah kok karena kamu. GR ah. Ni undangan buat jomblowerz aja kuq ^_^

Nikah itu ibadah kan? Kenapa mesti ditunda? Apa nikah itu penghalang? Bukankah nikah justru membuka jalan?

Kalau karena alasan belum ada jodoh, lantas
bagaimana mereka yang sudah mengajukan. Atau karena menunggu seseorang yang tak jelas? Sampai kapan. Mengharap sidia yang kita damba datang melamar? OMG bagaimana dia tahu kalau kita memendam perasaan. Nunggu ada yang cocok? Kalo sandal  sama-sama kanan nggak sempurna dunk. Justru diciptakan berbeda kiri dan kanan. Saling melengkapi, bukan? Nggak punya modal? Mau investasi, buka usaha ato mo nikah ya?. Huft kenapa kita begitu mempersulit diri. Selalu bilang mupeng kalo baca yang romantisan. Selalu bilang nggak kuat liat suami istri tadarusan. Tapi giliran ada yang dateng, hati kita selalu bilang “nggak deh gan. Gue lagi galao.” Padahal entah dirinya menunggu siapa. Memastikan apa. Kalau alesan masih kuliah, justru kalo ada temennya jadi semangat kan. Ribet bareng, belajar bareng, pulang bareng sambil pacaran n yang lebih luar biasa, bayar kuliah bisa PATUNGAN :p.

Ah ceramah emang gampang, tapi praktiknya susah. Hm, gak tau deh ya, apa aku termasuk si galau itu atau bukan. tersadar kalo nikah itu bener-bener banyak banget ibadahnya. Pantesan orang bilang nyesel nikah, kenapa nggak dari dulu. Kemarin beliau menasihatiku lembut melalui sebuah media.

"Sesungguhnya seorang suami yg memandang istrinya dan istrinya yg memandang suaminya, maka ALLAH akan memandang dua insan tersebut dengan pandangan rahmat. Lalu, jika suami memegang telapak tangan istrinya dengan maksud mencumbunya atau menjimaknya, dosa-dosa kedua insan itu akan berjatuhan di sela-sela jarinya." (HR Maisarah bin Ali dan imam Rafi'i dari Abu Sa'id al -Khudri )

Hwaaaaa mupeng kan? Subhanallah banget ya.

Manis tathoo’a minkum al baa ata  fal yatazawwaj!

Ayooo yang sudah mampu, segera nikah! Beliau juga melanjutkan, nikah itu “aghodhdhu lil bashor ( menjaga pandangan)” and “ahshonu lil farj (menjaga kemaluan). “

Hmm... trus mikirin apa lagi dunk? Langsung bilang yes gitu? Yaa gak gitu juga kali (tuh kan alesan lagi) maksudnya yaa kita kan punya Allah, gak usah bingung2. Hidup udah ada yang ngatur kok. Dibuat simple aja. Kalo ada yang dateng segera istikhoroh. Kalo kita suka seseorang bilang aja apa adanya lewat perantara, siapa tahu dia juga memendam perasaan yang sama (hwaaa T_T mana berani), kalo nunggu bin menanti seseorang, coba deh renungi kata2 Ippho Santosa ini:

“kalau teman dekat pria anda tidak berani menyebutkan kapan ia bakal melamar berarti dia tidak serius untuk melamar anda. Saran saya, segera ganti!”

Jadi? Ya intinya sih jangan dibuat ruwet-ruwet njelimet puciiiing. Jalani aja apa adanya. Jodoh ndak ketuker kok. Sudah tersurat di lauhil mahfuzh. Ketika ingin melangkah, monggo melangkah. Ndak usah berat-berat. Kalau semata-mata ibadah insyaAllah semua jadi mudah. Cinta bisa dipupuk setelah menikah. Atau mau menikah tapi pangeran belum dateng, yaa sabar aja nunggu di halte ikhtiar ( itu kalo pangerannya naek bis :p) tapi g stay disitu aja, move ke stasiun doa, bandara tawakal. Eeeen yang belum mau melangkah ya sudah yuuk ngebolang. Hidup ini indah banget kok jika berjalan sesuai rel Nya. “Fabiayyi Aalaa i Robbikumaa Tukadzdzibaan?” 

Keep Spirit My Jojoba uhuy ^__^

Bayty 23:45 WIB
Kamis, 22 Maret 2012 M
29 Rabi’uts Tsany 1433H

Tidak ada komentar: