Semakin kuat berharap kepada makhluk, semakin resah, menggelisahkan,
dan siap-siap dengan kesedihan dan kekecewaan.
Kubaca lagi sms harian dari Aa
Gym.
Aku tersenyum kecut. Resah,
galau, sakit, patah hati, kecewa. Ah,
kamus macam apa itu. Predator pencabik harapan. Seperti tak punya tujuan. Sebab harapan yang berlebihan. Namun aku merasakannya saat ini. Tepat ketika temanku
bercerita dengan ringannya,
“Aku habis ditolak.”Suara
baritonnya diseberang telepon.
“Ditolak siapa?”Aku memperjelas
kalimatnya.
“Anna Althofun Nisa”
Aku hanya ber oh ria. Aku tahu
gambaran gadis pujaannya. Gadis cantik, pintar dan shalihah tentunya. Seorang wanita
sederhana yang luar biasa. Jangankan laki-laki sepertinya, aku saja yang wanita,
begitu sangat mengguminya.
The inspirator woman |
Dia bercerita lagi tentang peristiwa
penolakan itu. Menghibur diri tentang hikmah dibalik semua. Tentang perbedaan
diantara keduanya. Tentang... ah apapun alasannya aku tak begitu memperhatikan.
Entah dirinya bercerita apa lagi. Entah penolakan apa maksudnya. Penolakan lamaran
atau penolakan lainnya. Aku hanya berusaha menjadi pendengar. Aku tak ingin
bertanya lebih lanjut. Aku takut. Aku takut lebih terluka. Mendengar dirinya
berani menyatakan dan membuka hati untuk mbak Anna saja hatiku merasakan desir
yang berbeda.
Aku memang berharap. Harapan yang
bukan pada semestinya dan melebihi kadarnya. Aku sadar itu. Dan sekeras apapun
aku berusaha menetralisir hati. Tetap saja ada yang berbeda ketika dirinya
kembali datang meyapa. Wanita. Wanita. Wanita. Sebeginikah menjadi wanita? Memendam
perasaan tanpa pernah mau diungkapkan. Aku diam. Lagi lagi hanya bisa diam
.
Dia masih bercerita. Sedangkan aku
menahan kerongkonganku agar tak berbicara bersama desakan airmata. Tak layak
rasanya membuang air mata hanya untuk seseorang yang bukan hak. Bukan siapa-siapa.
Dzholim rasanya jika hati, lagi-lagi kubuat terluka. Hati yang semestinya
diberikan nutrisi. Nutrisi keteduhan
dari al quran. Entah dengan apa kudefinisikan, hatiku tetap saja hati. Yang bisa
terluka ketika terhujam belati.
Anna Althofun Nisa, aku
menyebutnya. Namanya kuambil dari film KCB Habiburrahman El Shirazi. Putri kyai,
cantik, pintar, shalihah dan sungguh penuh pesona. Meskipun kami amat jauh
berbeda, tapi dia adalah salah satu inspiratorku. :)
Bi husnil fi'li was samti :) |
Wahai wanita yang lembut
hatinya...
Wahai wanita yang lembut
perangainya...
Semoga akan lahir Althofun Nisa
lain yang akan menghiasi dunia...
Membawa lentera ilmu
Menjadi teladan perilaku
:)
Untukmu temanku,
Jangan pernah
berhenti berharap. Jika jodoh, kudoakan engkau bertemu dengannya di pintu yang
halal. Namun jika tidak, semoga ada Althofun Nisa lain yang senantiasa menjadi
bidadarimu di dunia serta akhirat.
Untukmu hatiku,
Jangan pernah takut. Jangan pernah
resah. Harapmu hanya pada Tuhanmu. Rabb semesta alam. Adukan pada-Nya di
sepertiga malam. Dia tak pernah mengabaikan dan membiarkan kita sendirian. Be
the best for your husband. Karena dialah yang senantiasa akan menjaga diri dan
hatimu kelak. Aththoyyibaat lith
thoyyibiin. :)
*Matikan musik instrumen My Heart Will Go On by Cellindion. Seka airmata tak guna. Ambil wudhu. Rehat untuk sambut
esok dengan semangat.
V
Jannaty, 22:59 WIB
Selasa, 22 Januari 2013