Aku benar-benar menangis. Aku menangis menyaksikan ka’bah berdiri
megah dihadapanku. Aku menangis tidak mempercayai aku diizinkan berpijak pada
tempat suci ini. Aku menangis menyadari bahwa aku benar-benar menatapnya, ka’bah
baytullah.
Ya Allah sebesar itukah anugerah-Mu diatas semua kedurhakaanku?
Terimakasih telah mengizinkanku berada di sini. Tempat yang belum tentu semua
orang muslim dapat hadir di sini. Menunaikan rukun islam kelima.
Walaupun aku menyadari perjalananku kali ini hanya umrah, tapi aku
merasakan kebahagiaan yang sangat. Ketenangan yang menyelimutiku. Rasa cinta-Mu
yang menguatkan kecintaanku. I love YOU. Aku mencintai-Mu. Dengan sebenar-benar
cinta. Semoga Rabb...
Aku masih memakai tudung putih. Menyadari tempat ini adalah tempat
suci, aku berdoa sebanyak-banyaknya. Namun, aku masih terpesona dengan
keindahan dan ketenangan di tempat ini. Teman-temanku semua berlalu lalang
melakukan persiapan umrah. Aku masih belum mengerti aku harus apa. Aku hanya
memerhatikan aktifitas para muslim yang juga hendak menunaikan umrah. Ternyata kegiatannya
sama seperti kegiatan sehari-hari. Masih sibuk berlalu lalang belum
melaksanakan thowaf dan sa’i.
ukurannya kurang lebih seperti ini. Hanya tingginya tak jauh diatas kepalaku. |
Aku sedikit heran di hadapanku berdiri ka’bah berbalut kain hitam. Persis
seperti yang selama ini aku lihat di foto atau gambar-gambar. Tapi ukurannya
tidak sebesar yang di foto. Dihadapanku ini hanya setinggi sekitar satu
setengah meter. Tidak jauh dari situ berdiri pula bangunan kotak serupa, ka’bah
berukuran mini berbalut kain hitam. Mungkin ini hanya untuk percobaan sebelum
kita benar-benar akan thowaf esok hari.
Aku menatap bangunan kokoh kotak itu dengan tetap terisak. Aku
benar-benar bersyukur atas anugerah ini. Namun mengapa sekelebat bayangan aku
berada seperti di rumah?. aku takut. Aku takut kalau ini hanya mimpi. Aku masih
menangis. Dan seketika aku kecewa bahwa aku ternyata bermimpi. Namun, selang
beberapa menit aku berada di tempat suci itu dan masih menatap ka’bah di hadapanku.
Aku bahagia. Ternyata ini bukan mimpi. Aku benar-benar berada di rumah Allah.
My dream may will'be come true |
Entah untuk berapa saat. Entah setelah itu aku tak tersadar. Hanya saja
ketika kubuka mata, aku menatap ruangan tak asing di mataku. Lemari, lampu dan
pintu. Aku tengah berbaring di kasur empukku. Ya Allah aku bermimpi. Ternyata aku
hanya bermimpi.
Tangisan itu masih menyisakan isak. Aku ingin benar-benar
kesana ya Allah. Betapa bahagianya hatiku saat ini walaupun hanya bermimpi. Aku
ingin ziyarah ke rumahMu, ka’bah baytullah. Terimakasih ya Allah engkau berikan
bahagia tak terkira walau mimpi. Izinkan kaki ini, hati ini benar-benar nyata
berpijak di tanah suci itu. Aamiin.
Aamiin. Allahumma Aamiin.
Jannaty 22:14 WIB
03 januari 2012 M
9 Shafar 1433H
4 komentar:
Dahsyat, BarakAlloh
Alloh tergantung prasangka hambanya
Aamiin...wa iyyak...
subhanallah... do'akan ana juga mendapat undangan Allah ke sana ukhty
aamiin...
insyaAllah bersama niat yang kuat, usaha dan doa.. ^^
Posting Komentar