Mungkin, terlalu muluk harapan saya. Menginginkan A, tp lagi2 tak ada daya dan kapasitas utk sekadar saja berdampingan bersamanya. Saya cukup melihatnya dan kemudian meninggalkannya. Saya tak pantas untuk sekadar saja tertawa bersamanya. Menikmati sorogan, ro an, IN, lalaran, ngapsahi, jiping, mayoran, nderes, muhadhoroh, mudhorobah, muhadatsah, atau mengeja berapa kali Zaid memukul Amr. Saya, hanya sebatas pengagum tanpa nama. Tanpa wujud. Tanpa jejak.
Saya terlalu muluk utk sekadar saja melihat aktifitas mereka. Saya seperti memutar ulang mimpi2 saya. Tp, saya tersadar untuk segera menatap apa yg ada di hadapan saya. Saya tak punya keberanian untuk melihat keindahan di dalamnya. Sy ingin mencipta keindahan itu di dalam kehidupan yg sy hadapi. Biarlah A bersama A. A berkumpul dengan A. Sy hanya perlu fokus dengan apa yg ada di hadapan sy. Sy lah yang menciptakan suasana itu di kehidupan sy sendiri. Semoga Allah tetap menumbuhkan semangat itu lagi. Saya, keluarga saya, masa depan saya. Itu saja.
Apa yang Allah hadirkan, itulah yang harus saya hadapi. Open ur eyes. Face it.
Santri kalong. Santri mukim. Mantan santri.
22 Okt 2015
Hari Santri Nasional
Sampai kapan pun, sy tetap santri. Belajar dan terus mengabdi.
Me n fam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar