Aku segera
berlari ke toilet. Entah mengapa tak biasanya aku bolak-balik pergi ke kamar
kecil. Sudah larut seperti ini aku takut sebenarnya. Selain semua penghuni rumah
sudah tidur, kamar mandi juga mati lampu. Gelap memang. Sehingga aku tidak
menutup pintunya agar mendapat cahaya dari lampu dapur.
Aku masuk tak
peduli. Kebutuhan penting memang tak memandang situasi. Aku tak berani menatap
atap. Takut-takut kalau ada kepala muncul diatas sana hiyy. Aku juga tak berani
menatap kolam dan jamban. Hwaaa bayang-bayangan seram berkelebat. Yang jelas
aku tak peduli. Hajatku hanya ingin BAK, bersih2, selesai.
Dan kamu tahu? Tepat
saat aku berdiri hendak keluar pintu aku bersitatap dengan wajah putih itu. Hwaaaaa
teriakanku tercekat. Aku takut. Dia menatapku. Aku terpejam. Tapi mengapa yang
dia juga berteriak sepertiku? Seharusnya aku yang kabur melihatnya. Apakah aku
lebih seram dari pada dia? Sedikit kuberanikan menatap makhluk di depanku. Pelan
sekali kubuka kelopak mataku. Wajah putih itu diam. Ruangan yang gelap
benar-benar menjebakku tidak bisa melakukan apapun. aku segera lari dari kamar
mandi. Kutemukan wajahku pucat pasi seperti cat putih. Kutatap cermin lagi. Pantulan
wajahku persis seperti wajah makhluk yang kutemui tadi. Maskerku berhamburan.
Oh My God.
Jannaty, 00:13
WIB
02 Maret 2012
Rabi’uts Tsany
1433 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar